WAKTU ADALAH ILUSI

Hari yang cerah merasa semuanya sempurna, seorang pemberontak yang datang dari negri antah berontak memikul secuil kegagalan yang membawanya hanyut dalam aliran kemanusiaan. Tidak pernah habis apa yang selalu terpikirkan dan hanya ada satu jawaban telah diketahui oleh setiap individu dalam menjalani hidup ini.

Saya bukan membuatnya menjadi lebih baik. Namun, menjadi sebaliknya dari apa yang diharapkan. Seperti yang telah Albert Einstein kemukakan bahwa ini bukanlah hasil dari masa lalu, namun ini telah tersedia dan telah ada hingga kita bisa menjalaninya hari ini.

Ternyata memang benar, waktu adalah ilusi. Mengapa saya setuju dengan hal tersebut?. Sejujurnya saya bukan hanya sekedar setuju dengan itu. Kebanyakan dan bahkan setiap orang menjadikan waktu sebagai halangan dan batasan untuk menjadikan kehidupan ini menjadi seperti apa yang diharapkan dan diingankan oleh nurani.

Tidak sedikit orang yang memasang target dengan berdasarkan umur, namun apalah arti usia itu sesungguhnya. Apakah usia adalah suatu pembatas? Pembagi? Pengatur? atau memang benar waktu adalah ilusi? Sepertinya bukan hanya saya yang pernah mendengar kata yang terlontar dari mulut seseorang seperti “AH.. tanggung, udah usia segini mau mulai dari awal rasanya gak mungkin, udah jalani aja yang sekarang”. Seperti menunjukan akan ketakutan yang ditimbulkan oleh waktu.

Rehat terbaring di tempat tidur sambil menulis artikel ini, saya melihat dua orang sahabat saya yang mana semangatnya masih menggebu, mencari pekerjaan di website jaringan pekerjaan, ya sebut saja jasa layanan pencari pekerjaan yang bisa mempertemukan perusahaan dengan pelamar pekerjaan, karena perusahaannya sudah terkenal dan bisa membantu yang baca artikel ini juga mungkin.

Nama websitenya adalah JobsDB. Tanpa mengenal waktu sudah pukul berapa sekarang, mereka menunjukan kesemangatan dan keseriusannya untuk menjalani waktu yang tersisa.

Belakangan ini tepatnya 2 hari yang lalu, Saat itu teman saya namanya Hendy Pryanda, melontarkan kata-kata “Saya butuh waktu lebih dari 24 jam dalam sehari, pekerjaan belum terselesaikan namun hari sudah berganti”. Dia baru mengatakannya pada hari tersebut. Saya hanya tersenyum, bukan karena lucu atau apa, karena saya merasakan hal seperti yang dia alami adalah pada empat tahun yang lalu namun saya berhasil memaknai apa yang dikemukakan Einstein dengan Theory of relativity dengan banyak diskusi dengan teman dan kakak dari seorganisasi tentunya yang selalu memberi semangat saya untuk keluar dari ZONA NYAMAN dan menikmati semuanya dengan terbuka tanpa adanya waktu.

Apakah anda percaya apa yang kita lakukan sekarang mempengaruhi apa yang akan terjadi di masa depan?. Kenapa?. Ya, memang setiap orang sebagian besar menganut pendapat tersebut, misalnya kita melakukan kebaikan di masa lalu maka kita akan mendapatkan balasan kebaikan di masa depan. atau apa yang disebut dengan karma, benarkah karma itu ada?, atau hanya sekedar mitos?.

Terlebih saya bukan mau berbeda denga kebanyakan orang yang tadi, Bener gak Pak Ivrit?. Namun saya percaya bahwa masa lalu, masa sekarang, dan masa depan sudah ada sejak sekarang. dan kita akan menjalani masa depan bukanlah hasil dari apa yang dilakukan pada masa sekarang, karena masa depan sudah ada sebelum kita menjalaninya, begitupun apa yang kita lakukan pada masa sekarang bukanlah hasil apa yang kita lakukan hari kemarin. Dan ini yang saya percaya dengan yang namanya TAKDIR. Jika anda ingin menertawakan saya, silahkan tertawa, dan anda menertawakan RUKUN IMAN YANG KE-6 (PONDASI MUSLIM) dengan tidak percaya akan adanya takdir.

Oh ya, ada juga yang menganggap mudah akan waktu, merasa seenaknya menggunakan waktu dan memaksa space orang lain menjadi miliknya. Dengan mengadakan pertemuan lebih awal tanpa memperhatikan kepentingan member yang lainnya, Memindahkan schedule mendadak (SUNGGUH TAK BER PRI KE-WAKTUAN). dan kita semua harus bisa mengintropeksi diri terlebih dahulu sebelum menghakimi orang dengan kata2 tersebut apalah saya sengaja tidak memperjelas kasus diatas.

Waktu datang dengan cepat dan pergi tanpa adanya pelarian. Sudah cukup dengan semua penyesalan yang anda lakukan. Kontrol semua dan lakukan apa yang menurut anda pantas lakukan, mereka yang melarang anda sesungguhnya tidak mengetahui dimana anda akan mendapatkan kesuksesan, dan seperti apa kesuksesan itu, hanya diri anda sendiri yang bisa memahaminya. Ya, memang kebanyakan orang berspekulasi bahwa sukses itu banyak materi yang melimpah, Tapi saya yakin anda sahabat saya tidak berpikir seperti tersebut.

 

KAWAN, WAKTU ADALAH ILUSI

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here