Kampung Pulo Tempat Wisata Sejarah di Garut

Kampung Pulo – Wisata alam tidak hanya menyajikan keindahan alam saja. Jika anda mengunjungi objek wisata Candi Cangkuang yang ada di Garut, Jawa Barat. Anda akan mendapatkan pengalaman lebih tentang sejarah, dimana di komplek tempat wisata tersebut terdapat sebuah kampung adat yang bernama Kampung Pulo, persis sebelum pintu masuk ke candi tersebut. Terdapat sejarah tentang peninggalan hindu dan penyebaran agama islam di tanah pasundan.

Kampung ini memiliki suasana yang asri dan pemandangan yang indah juga tentunya jauh dari hiruk pikuk keramaian kendaraan yang mana pengunjung bisa dengan nyaman berwisata di tempat ini. Bisa dijadikan sebagai spot berfoto bagi yang hobi mengabadikan momen berkesan pada saat liburan.

Staf atau pengurus tempat wisata Candi Cangkuang menjelaskan bahwasannya penghuni Kampung Pulo ini adalah keturunan asli dari Eyang Embah Dalem Arif Muhammad. Yang mana pada saat itu Eyang menyebarkan agama islam dimulai dan berpusat di kampung ini atau Desa Cangkuang. Beliau memiliki tujuh orang anak yang mana enam adalah perempuan dan satu laki-laki.

Untuk anda yang ingin mengetahui lebih lengkap tentang Objek Wisata Candi Cangkuang bisa diketahui disini dan kami juga memiliki informasi tentang Museum Candi Cangkuang.

Kampung Pulo - Wisata alam tidak hanya menyajikan keindahan alam saja. Jika anda mengunjungi objek wisata Candi Cangkuang yang ada di Garut, Jawa Barat. Anda akan mendapatkan pengalaman lebih tentang sejarah, dimana di komplek tempat wisata tersebut terdapat sebuah kampung adat yang bernama Kampung Pulo, persis sebelum pintu masuk ke candi tersebut. Terdapat sejarah tentang peninggalan hindu dan penyebaran agama islam di tanah pasundan. Kampung ini memiliki suasana yang asri dan pemandangan yang indah juga tentunya jauh dari hiruk pikuk keramaian kendaraan yang mana pengunjung bisa dengan nyaman berwisata di tempat ini. Bisa dijadikan sebagai spot berfoto bagi yang hobi mengabadikan momen berkesan pada saat liburan. Staf atau pengurus tempat wisata Candi Cangkuang menjelaskan bahwasannya penghuni Kampung Pulo ini adalah keturunan asli dari Eyang Embah Dalem Arif Muhammad. Yang mana pada saat itu Eyang menyebarkan agama islam dimulai dan berpusat di kampung ini atau Desa Cangkuang. Beliau memiliki tujuh orang anak yang mana enam adalah perempuan dan satu laki-laki. Untuk anda yang ingin mengetahui lebih lengkap tentang Objek Wisata Candi Cangkuang bisa diketahui disini dan kami juga memiliki informasi tentang Museum Candi Cangkuang. Pada saat abad ke-17 kompleks kamppung ini memiliki enam rumah dan satu mushola. Yang mana eyang membuat enam rumah tersebut untuk anak perempuannya dan anak laki-lakinya diberikan mushola tersebut. Hingga saat sekarang bangunan tersebut hanya ada tujuh saja dan tidak boleh ditambah yang mana hal tersebut sebagai simbol Embah Eyang memiliki tujuh orang anak. Hingga sekarang rumah tersebut masih ditempati oleh keturunan Eyang yang mana generasi kedeplapan, sembilan, dan sepuluh. Jumlah keluarga Eyang sekarang terdiri dari 23 orang yang diantaranya adalah 10 orang perempuan dan 13 orang laki-laki. Tradisi dari kampung tersebut adalah jika anaknya sudah menikah, maka tidak boleh tinggal di kampung tersebut. Terkecuali orangtuanya sudah meninggal, maka bisa kembali menjadi penghuni Kampung Pulo atau pulang untuk mengisi kekosongan. Tradisi yang unik ini menjadikan daya tarik yang lebih bagi Kampung ini. Tinggal di kampung Pulo harus untuk menjaga kelestarian dan tradisi kampung adat ini. Jadi jika sudah tinggal disini, tidak boleh meninggalkan kampung atau pindah dengan alasan apapun. Jika anda memiliki pengalaman atau pertanyaan tentang Kampung Pulo, silahkan jangan ragu untuk menambahkan hal tersebut pada kolom komentar agar dengan mudah kita bisa mendiskusikannya. 2Pada saat abad ke-17 kompleks kamppung ini memiliki enam rumah dan satu mushola. Yang mana eyang membuat enam rumah tersebut untuk anak perempuannya dan anak laki-lakinya diberikan mushola tersebut. Hingga saat sekarang bangunan tersebut hanya ada tujuh saja dan tidak boleh ditambah yang mana hal tersebut sebagai simbol Embah Eyang memiliki tujuh orang anak.

Hingga sekarang rumah tersebut masih ditempati oleh keturunan Eyang yang mana generasi kedeplapan, sembilan, dan sepuluh. Jumlah keluarga Eyang sekarang terdiri dari 23 orang yang diantaranya adalah 10 orang perempuan dan 13 orang laki-laki.

Tradisi dari kampung tersebut adalah jika anaknya sudah menikah, maka tidak boleh tinggal di kampung tersebut. Terkecuali orangtuanya sudah meninggal, maka bisa kembali menjadi penghuni Kampung Pulo atau pulang untuk mengisi kekosongan. Tradisi yang unik ini menjadikan daya tarik yang lebih bagi Kampung ini. Tinggal di kampung Pulo harus untuk menjaga kelestarian dan tradisi kampung adat ini. Jadi jika sudah tinggal disini, tidak boleh meninggalkan kampung atau pindah dengan alasan apapun.

Jika anda memiliki pengalaman atau pertanyaan tentang Kampung Pulo, silahkan jangan ragu untuk menambahkan hal tersebut pada kolom komentar agar dengan mudah kita bisa mendiskusikannya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here